Monday 14 December 2015

MAKALAH PENGAJARAN DAN ILMU PENGAJARAN



PENGAJARAN DAN ILMU PENGAJARAN

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran
yang dibina oleh Bapak Tri Kuncoro



oleh

Muhammad Rodli Fasya
(140534604495)

S1 PTE C  2014







PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Oktober 2015



BAB I

PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang Masalah
Dalam dunia pendidikan sangat erat kaitannya dengan kegiatan belajar mengajar. Tujuan dari belajar mengajar sebenarnya adalah meningkatkan pemahaman peserta didik mengenai bidang ilmu yang dipelajari, meningkatkan kualitas masyarakat khususnya siswa dan pelajar yang bersangkutan. Dalam kondisi riilnya kegiatan pembelajaran pasti menggunakan berbagai teori atau prinsip serta metode-metode pengajaran yang sangat kompleks.
Metode yang digunakan ada kalanya kurang optimal ketika diterapkan dalam pembelajaran. Untuk itu perlu adanya kajian-kajian pengajaran serta pentingnya ilmu pengajaran guna meningkatkan optimalisasi pengajaran di lingkungan kelas.  
Pengajaran adalah sebagai upaya membelajarkan siswa, dan proses belajar menghubungkan  pengetahuan baru pada struktur kognitif yang sudah dimiliki oleh setiap siswa. Upaya menghubungkan ilmu ini akan membentuk suatu struktur kognitif baru yang lebih mantap, yang dapat dipandang sebagai hasil belajar. Konsep-konsep ini nantinya dijadikan dasar dalam identifikasi dan pengembangan strategi pengajaran yang akan diuraikan lebih rinci dalam makalah ini.

1.2  Rumusan Masalah
Masalah yang menjadi pokok pembahasan dalam makalah ini yaitu:
1.      Apakah definisi dari pengajaran dan ilmu pengajaran?
2.      Apakah yang dimaksud ilmu deskriptif dan preskriptif ?
3.      Apakah yang dimaksud dengan taksonomi variabel pengajaran?
4.      Bagaimana tahapan pengembangan teori pengajaran ?
5.      Apakah hubungan antara teori, penelitian, dan praktek pengajaran ?

1.3 Tujuan
Sesuai dengan pokok permasalahn di atas, tujuan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Definisi pengajaran dan ilmu pengajaran.
2.      Ilmu deskriptif dan preskriptif.
3.      Taksonomi variabel pengajaran.
4.      Tahapan pengembangan teori pengajaran.
5.      Hubungan antara teori, penelitian, dan praktek pengajaran.










BAB II
ISI

2.1 Definisi Pengajaran
Pengajaran adalah upaya membelajarkan siswa, dan proses belajar sebagai pengaitan pengetahuan baru pada struktur kognitif yang sudah dimiliki siswa. Tujuan pengajaran adalah mempengaruhi siswa agar belajar, membelajarkan siswa. Tujuan ilmu pengajaran meningkatkan pemahaman dan memperbaiki proses pengajaran. Sasaran utamanya adalah  mempreskripsikan strategi pengajaran yang optimal untuk mendorong prakarsa dan memudahkan belajar siswa.

2.2 Latar Belakang
Skinner (1954,1965) mengemukakan teori pengajaran terprogram. Bruner (1964) meletakkan landasan ilmu pengajaran dengan membuat pembedaan antara teori belajar dan teori pengajaran. Ia mengemukakan bahwa teori belajar bersifat deskriptif yaitu mendeskripsikan terjadinya proses belajar. Sedangkan teori pengajaran bersifat preskriptif artinya teori ini mempreskripsikan strategi atau metode pengajaran yang optimal yang dapat memudahkan proses belajar.   
Simon (1969) mengemukakan perbedaan yang serupa dengan memaparkan persamaan karakteristik dari “a prescriptive science” dalam semua disiplin ilmu (seperti : bisnis, kedokteran, rekayasa) dan membandingkannya dengan karakteristik dari “a descriptive science” (seperti ekonomi, biologi, dan fisika). Glaser (1965, 1976), disamping menekankan pentingnya ilmu penghubung “a linking science” antara teori belajar dan praktik pengajaran, juga mengemukakan perlunya ilmu merancang (a design science) untuk memperbaiki kualitas pengajaran.
Pendapat berbagai tokoh tersebut telah mengilhami terbentuknya disiplin ilmu yang benar-benar mampu menjembatani teori belajar dengan praktik pengajaran yaitu ilmu pengajaran atau dikenal sebagai desain pengajaran (Reigeluth, 1983a).Hasil utama dari ilmu pengajaran adalah prinsip-prinsip atau teori pengajaran yang preskriptif. Teori ini memungkinkan ilmuan pengajaran dapat mempreskripsikan atau menetapkan metode pengajaran yang optimal untuk mencapai hasil pengajaran, membantu penilai pengajaran dalam mengidentifikasi metode yang optimal dibawah kondisi tertentu.

2.3 Perbedaan Peranan Ilmu Deskriptif dan Preskriptif
Perbedaan ilmu deskriptif dan preskriptif adalah bahwa hanya ada satu profesi dalam ilmu deskriptif yaitu ilmuwan, sedangkan dalam ilmu preskriptif ada tiga profesi yaitu ilmuwan, teknolog, dan teknisi  (Reigeluth, Bunderson, Merrill, 1978).
Tiga jenis profesi saling berkaitan yang terlibat dalam ilmu pengajaran, yaitu :
1.      Ilmuwan pengajaran, berurusan dengan pengembangan prinsip-prinsip dan teori-teori pengajaran.
2.      Teknolog pengajaran, menjalankan kegiatan untuk mengembangkan prosedur-prosedur pengajaran yang dapat memudahkan belajar siswa, berdasarkan prinsip serta teori yang telah dikembangkan oleh ilmuwan pengajaran.
3.      Teknisi pengajaran, berurusan dengan pembuatan produk-produk pengajaran, sejalan dengan prosedur yang telah dibuat teknolog pengajaraan.

Ilmuwan pengajaran menggunakan intuisi untuk menciptakan prinsip dan teori pengajaran. Prinsip dan teori diuji secara empirik oleh peneliti (temuan), dan dimodifikasi bila diperlukan. Selanjutnya temuan tersebut mengumpan balik ke intuisi untuk dilakukan pengembangan lanjutan.
Teknolog pengajaran menggunakan prinsip dan teori dari ilmuwan untuk menciptakan prosedur. Dengan langkah yang sama (intuisi prosedur-uji-penelitian prosedur) sehingga mendapat prosedur-prosedur pengajaran yang sahih sebagai hasilnya.
Teknisi pengajaran menggunakan prosedur dari teknolog untuk membuat produk pengajaran seperti media, instrument penilaian, atau program evaluasai. Penting dilakukan penilaian empirik pada penggunaan produk pengajaran.  

2.4 Taksonomi Variabel Pengajaran
Simon (1969) telah mengklasifikasi variabel menjadi 3 bagian, yaitu :
1.      Alternative goal or requirements
2.      Possibilities for action
3.      Fixed parameters or constraints
Klasifikasi Glaser (1965, 1976) menyebutkan 4 component of psychology of instruction,    yaitu :
1.      Analisis isi bidang studi
2.      Diagnosis kemampuan awal siswa
3.      Proses pengajaran
4.      Pengukuran hasil belajar.
Klasifikasi Reigeluth, dkk (1977) yang lebih terinci dan memadai mengemukakan 4 variabel bagi ilmuwan pengajaran, yaitu :
1.      Kondisi pengajaran
Memuat variabel karakteristik siswa, karakteristik lingkungan, dan tujuan institusional.
2.      Bidang studi
Memuat karakteristik isi / tugas.
3.      Strategi pengajaran
Mencakup strategi penyajian, penstrukturan isi bidang studi, dan pengelolaan.
4.      Hasil pengajaran
Mencangkup semua efek hasil dari pengajaran, dari  diri siswa, lembaga, dan masyarakat.

Metode diatas dibagi menjadi 3 bagian :
1.      Kondisi pengajaran
Factor yang mempengaruhi efek metode dalam meningatkan hasil pengajaran. Reigeluth dan Merrill (1979) mengelompokkannya menjadi 3 kelompok, yaitu:

a)      Tujuan dan karakteristik pengajaran
b)      Kendala dan karakteristik bidang studi
c)      Karakteristik siswa
2.      Metode pengajaran
Cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pengajaran yang berbeda dibawah kondisi yang berbeda.
Ada 3 variabel :aku ra popo pak
a)      Strategi pengorganisasian
b)      Strategi penyampaian
c)      Strategi pengelolaan
3.      Hasil pengajaran
Semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator nilai dari penggunaan metode pengajaran di bawah kondisi yang berbeda.
Hasil pengajaran diklasifikasikan menjadi 3 , yaitu :
a)      Keefektifan (effectiveness)
b)      Efisiensi (efficiency)
c)      Daya Tarik (appeal)

2.5 Teori Preskriptif dan Deskriptif
Bruner mengemukakan bahwa teori pengajaran adalah prespektif tujuan utamanya menetapkan metode pengajaran yang optimal, teori belajar adalah deskriptif tujuan utamanya adalah memberikan proses belajar.
1.      Teori Preskriptif
Variabel kondisi dan hasil yang diinginkan, dan parameter keduanya digunakan untuk menetapkan metode pengajaran yang optimal, yang menjadi variabel tergantung.

2.      Teori Deskriptif
Variabel kondisi dan metode adalah variabel bebas dan perameter keduanya berinteraksi untuk menghasilkan efek pada variabel hasil pengajaran, sebagai variabel tergantung.

2.6 Proporsi Teori Preskriptif dan Deskriptif
Proporsi teori deskripsi menggunakan stuktur logis “Bila…. Maka…” sedangkan teori preskriptif menggunakan sruktur “agar…..dilakukan ini”(Landa, 1983), seperti contoh :

1.      Deskriptif
Bila isi bidang studi (kondisi) diorganisasi dengan menggunakan model elaborasi (metode), maka perolehan belajar dan retensi (hasil) akan meningkat.

2.      Preskriptif
Agar perolehan belajar dan retensi meningkat (hasil), organisasilah isi bidang studi (kondisi)  dengan menggunakan model elaborasi (metode).

2.7 Tahapan Pengembangan Teori Pengajaran
Reigeluth (1983a) membagi tahapan pengembangan menjadi 4 , yaitu :
1.      Mengembangkan hipotesis
Hipotesis tentang pengajaran berdasarkan data, pengalaman, intuisi, atau logika. Tahap ini dimulai dari pengembangan hipotesis-hipotesis khusus, sempit, atau bersifat local selanjutnya dikembangkan menjadi komperhensif, dan sebaliknya.

2.      Menglkasifikasi variabel-variabel pengajaran
Mencakup kegiatan mengidentifikasi, mendeskripsi,mengklasifikasi variabel-variabel teori pengajaran sehingga diperoleh hasil teori dan metode yang sahih.
3.      Mengembangkan prinsip-prinsip pengajaran
         Prinsip-prinsip ini biasanya mendeskripsikan hubungan sebab akibat antara variabel-variabel pengajaran yang telah diidentifikasi pada tahap kedua. Pengembangannya banyak didasarkan pengalaman, intuisi, dan logika, sedang pengujiannya dilakukan melalui penelitian empirik.
4.      Mengembangkan teori pengajaran
Pengembangan teori dilakukan dengan mengintegrasikan komponen-komponen strategi / metode menjadi metode yang optimal bagi seperangkat kondisi dan hasil pengajaran tertentu.

2.8 Hubungan antara Teori, Penelitian, dan Praktek Pengajaran.
Teori pengajaran harus sejalan dengan teori belajar, karena kehadiran teori pengajaran pada dasarnya untuk mempreskripsikan cara-cara yang dapat memudahkan proses belajar. Sedangkan dalam penelitian ada dua jenis yaitu :
1.      Penelitian dasar berpijak pada ilmu deskriptif, dilakukan tingkat ilmuwan.
2.      Penelitian terapan berpijak pada ilmu preskriptif, dilakukan tingkat teknolog.
Dalam penelitian mencakup pentingnya “a linking science” antara teori belajar dengan praktik pengajaran. Ilmu pengajaranlah yang digunakan sebagai ilmu penghubung.


BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
   Pengajaran adalah upaya membelajarkan siswa, dan proses belajar sebagai pengaitan pengetahuan baru pada struktur kognitif yang sudah dimiliki siswa.
Klasifikasi variabel pengajaran menjadi 3 bagian :
1.      Kondisi pengajaran
2.      Metode pengajaran
3.      Hasil pengajaran
Teori pengajaran harus sejalan dengan teori belajar, karena kehadiran teori pengajaran pada dasarnya untuk mempreskripsikan cara-cara yang dapat memudahkan proses belajar. Sedangkan dalam penelitian ada dua jenis yaitu (1) Penelitian dasar ilmu deskriptif, dilakukan tingkat ilmuwan, (2) Penelitian terapan pada ilmu preskriptif, dilakukan tingkat teknolog.
Ilmu pengajaran digunakan sebagai ilmu penghubung antara teori belajar dengan praktik pengajaran..

3.2   Saran
Dalam proses pembelajaran khususnya lingkup kelas perlu adanya metode belajar yang sesui dengan situasi dan kondisi dari siswa maupun guru. Seorang guru harus menggunakan ilmu pengajaran dengan baik agar mampu melaksanakan pengajaran dengan optimal dan tepat sasaran terhadap siswa.

DAFTAR PUSTAKA

I Nyoman  Sudana Degeng. 1989. Ilmu Pengajaran : Taksonomi Variabel. Jakarta : Depdikbud, Dirjen Dikti, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kerja Kependidikan

Tim Penyusun. 2012. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang : Universitas Negeri Malang.



 


No comments:

Post a Comment