PENGAJARAN DAN ILMU PENGAJARAN
MAKALAH
Untuk memenuhi tugas
mata kuliah Belajar dan Pembelajaran
yang dibina oleh Bapak
Tri Kuncoro
oleh
Muhammad Rodli Fasya
(140534604495)
S1 PTE C 2014
PRODI S1 PENDIDIKAN
TEKNIK ELEKTRO
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI
MALANG
Oktober 2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Masalah
Dalam dunia pendidikan sangat erat kaitannya dengan kegiatan belajar
mengajar. Tujuan dari belajar mengajar sebenarnya adalah meningkatkan pemahaman
peserta didik mengenai bidang ilmu yang dipelajari, meningkatkan kualitas
masyarakat khususnya siswa dan pelajar yang bersangkutan. Dalam kondisi riilnya
kegiatan pembelajaran pasti menggunakan berbagai teori atau prinsip serta
metode-metode pengajaran yang sangat kompleks.
Metode yang digunakan ada kalanya kurang optimal ketika diterapkan dalam
pembelajaran. Untuk itu perlu adanya kajian-kajian pengajaran serta pentingnya
ilmu pengajaran guna meningkatkan optimalisasi pengajaran di lingkungan kelas.
Pengajaran adalah sebagai upaya membelajarkan siswa, dan proses belajar
menghubungkan pengetahuan baru pada
struktur kognitif yang sudah dimiliki oleh setiap siswa. Upaya menghubungkan
ilmu ini akan membentuk suatu struktur kognitif baru yang lebih mantap, yang
dapat dipandang sebagai hasil belajar. Konsep-konsep ini nantinya dijadikan
dasar dalam identifikasi dan pengembangan strategi pengajaran yang akan diuraikan
lebih rinci dalam makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah yang menjadi pokok pembahasan
dalam makalah ini yaitu:
1. Apakah definisi
dari pengajaran dan ilmu pengajaran?
2. Apakah yang
dimaksud ilmu deskriptif dan preskriptif ?
3. Apakah yang
dimaksud dengan taksonomi variabel pengajaran?
4. Bagaimana
tahapan pengembangan teori pengajaran ?
5. Apakah hubungan
antara teori, penelitian, dan praktek pengajaran ?
1.3 Tujuan
Sesuai dengan pokok permasalahn di
atas, tujuan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Definisi
pengajaran dan ilmu pengajaran.
2. Ilmu deskriptif
dan preskriptif.
3. Taksonomi
variabel pengajaran.
4. Tahapan
pengembangan teori pengajaran.
5. Hubungan antara
teori, penelitian, dan praktek pengajaran.
BAB II
ISI
2.1 Definisi Pengajaran
Pengajaran
adalah upaya membelajarkan siswa, dan proses belajar sebagai pengaitan
pengetahuan baru pada struktur kognitif yang sudah dimiliki siswa. Tujuan
pengajaran adalah mempengaruhi siswa agar belajar, membelajarkan siswa. Tujuan
ilmu pengajaran meningkatkan pemahaman dan memperbaiki proses pengajaran.
Sasaran utamanya adalah mempreskripsikan
strategi pengajaran yang optimal untuk mendorong prakarsa dan memudahkan belajar
siswa.
2.2 Latar
Belakang
Skinner
(1954,1965) mengemukakan teori pengajaran terprogram. Bruner (1964) meletakkan
landasan ilmu pengajaran dengan membuat pembedaan antara teori belajar dan
teori pengajaran. Ia mengemukakan bahwa teori belajar bersifat deskriptif yaitu
mendeskripsikan terjadinya proses belajar. Sedangkan teori pengajaran bersifat
preskriptif artinya teori ini mempreskripsikan strategi atau metode pengajaran
yang optimal yang dapat memudahkan proses belajar.
Simon (1969)
mengemukakan perbedaan yang serupa dengan memaparkan persamaan karakteristik
dari “a prescriptive science” dalam semua disiplin ilmu (seperti : bisnis,
kedokteran, rekayasa) dan membandingkannya dengan karakteristik dari “a descriptive
science” (seperti ekonomi, biologi, dan fisika). Glaser (1965, 1976), disamping
menekankan pentingnya ilmu penghubung “a linking science” antara teori belajar
dan praktik pengajaran, juga mengemukakan perlunya ilmu merancang (a design
science) untuk memperbaiki kualitas pengajaran.
Pendapat
berbagai tokoh tersebut telah mengilhami terbentuknya disiplin ilmu yang
benar-benar mampu menjembatani teori belajar dengan praktik pengajaran yaitu
ilmu pengajaran atau dikenal sebagai desain pengajaran (Reigeluth, 1983a).Hasil
utama dari ilmu pengajaran adalah prinsip-prinsip atau teori pengajaran yang
preskriptif. Teori ini memungkinkan ilmuan pengajaran dapat mempreskripsikan
atau menetapkan metode pengajaran yang optimal untuk mencapai hasil pengajaran,
membantu penilai pengajaran dalam mengidentifikasi metode yang optimal dibawah
kondisi tertentu.
2.3 Perbedaan Peranan
Ilmu Deskriptif dan Preskriptif
Perbedaan ilmu
deskriptif dan preskriptif adalah bahwa hanya ada satu profesi dalam ilmu
deskriptif yaitu ilmuwan, sedangkan dalam ilmu preskriptif ada tiga profesi
yaitu ilmuwan, teknolog, dan teknisi (Reigeluth, Bunderson, Merrill, 1978).
Tiga jenis profesi saling berkaitan
yang terlibat dalam ilmu pengajaran, yaitu :
1. Ilmuwan
pengajaran, berurusan dengan pengembangan prinsip-prinsip dan teori-teori
pengajaran.
2. Teknolog
pengajaran, menjalankan kegiatan untuk mengembangkan prosedur-prosedur
pengajaran yang dapat memudahkan belajar siswa, berdasarkan prinsip serta teori
yang telah dikembangkan oleh ilmuwan pengajaran.
3. Teknisi
pengajaran, berurusan dengan pembuatan produk-produk pengajaran, sejalan dengan
prosedur yang telah dibuat teknolog pengajaraan.
Ilmuwan pengajaran
menggunakan intuisi untuk menciptakan prinsip dan teori pengajaran. Prinsip dan
teori diuji secara empirik oleh peneliti (temuan), dan dimodifikasi bila
diperlukan. Selanjutnya temuan tersebut mengumpan balik ke intuisi untuk
dilakukan pengembangan lanjutan.
Teknolog
pengajaran menggunakan prinsip dan teori dari ilmuwan untuk menciptakan
prosedur. Dengan langkah yang sama (intuisi prosedur-uji-penelitian prosedur)
sehingga mendapat prosedur-prosedur pengajaran yang sahih sebagai hasilnya.
Teknisi pengajaran
menggunakan prosedur dari teknolog untuk membuat produk pengajaran seperti
media, instrument penilaian, atau program evaluasai. Penting dilakukan
penilaian empirik pada penggunaan produk pengajaran.
2.4 Taksonomi
Variabel Pengajaran
Simon (1969) telah mengklasifikasi
variabel menjadi 3 bagian, yaitu :
1.
Alternative
goal or requirements
2.
Possibilities
for action
3.
Fixed
parameters or constraints
Klasifikasi Glaser (1965, 1976)
menyebutkan 4 component of psychology of instruction, yaitu :
1. Analisis isi
bidang studi
2. Diagnosis
kemampuan awal siswa
3. Proses
pengajaran
4. Pengukuran
hasil belajar.
Klasifikasi Reigeluth, dkk (1977) yang
lebih terinci dan memadai mengemukakan 4 variabel bagi ilmuwan pengajaran,
yaitu :
1.
Kondisi pengajaran
Memuat variabel karakteristik siswa,
karakteristik lingkungan, dan tujuan institusional.
2.
Bidang studi
Memuat karakteristik isi / tugas.
3.
Strategi pengajaran
Mencakup strategi penyajian,
penstrukturan isi bidang studi, dan pengelolaan.
4.
Hasil pengajaran
Mencangkup semua efek hasil dari
pengajaran, dari diri siswa, lembaga,
dan masyarakat.
Metode diatas dibagi menjadi 3 bagian :
1. Kondisi
pengajaran
Factor yang
mempengaruhi efek metode dalam meningatkan hasil pengajaran. Reigeluth dan
Merrill (1979) mengelompokkannya menjadi 3 kelompok, yaitu:
a) Tujuan dan
karakteristik pengajaran
b) Kendala dan
karakteristik bidang studi
c) Karakteristik
siswa
2. Metode
pengajaran
Cara-cara yang
berbeda untuk mencapai hasil pengajaran yang berbeda dibawah kondisi yang
berbeda.
Ada 3 variabel :aku ra popo pak
a)
Strategi pengorganisasian
b)
Strategi penyampaian
c)
Strategi pengelolaan
3. Hasil
pengajaran
Semua efek yang
dapat dijadikan sebagai indikator nilai dari penggunaan metode pengajaran di
bawah kondisi yang berbeda.
Hasil pengajaran diklasifikasikan
menjadi 3 , yaitu :
a)
Keefektifan (effectiveness)
b)
Efisiensi (efficiency)
c)
Daya Tarik (appeal)
2.5 Teori
Preskriptif dan Deskriptif
Bruner
mengemukakan bahwa teori pengajaran adalah prespektif tujuan utamanya
menetapkan metode pengajaran yang optimal, teori belajar adalah deskriptif
tujuan utamanya adalah memberikan proses belajar.
1. Teori
Preskriptif
Variabel kondisi dan hasil yang
diinginkan, dan parameter keduanya digunakan untuk menetapkan metode pengajaran
yang optimal, yang menjadi variabel tergantung.
2.
Teori Deskriptif
Variabel kondisi dan metode adalah
variabel bebas dan perameter keduanya berinteraksi untuk menghasilkan efek pada
variabel hasil pengajaran, sebagai variabel tergantung.
2.6 Proporsi
Teori Preskriptif dan Deskriptif
Proporsi teori
deskripsi menggunakan stuktur logis “Bila…. Maka…” sedangkan teori preskriptif
menggunakan sruktur “agar…..dilakukan ini”(Landa, 1983), seperti contoh :
1. Deskriptif
Bila isi bidang studi (kondisi)
diorganisasi dengan menggunakan model elaborasi (metode), maka perolehan
belajar dan retensi (hasil) akan meningkat.
2. Preskriptif
Agar perolehan belajar dan retensi
meningkat (hasil), organisasilah isi bidang studi (kondisi) dengan menggunakan model elaborasi (metode).
2.7 Tahapan
Pengembangan Teori Pengajaran
Reigeluth (1983a) membagi tahapan
pengembangan menjadi 4 , yaitu :
1. Mengembangkan
hipotesis
Hipotesis
tentang pengajaran berdasarkan data, pengalaman, intuisi, atau logika. Tahap
ini dimulai dari pengembangan hipotesis-hipotesis khusus, sempit, atau bersifat
local selanjutnya dikembangkan menjadi komperhensif, dan sebaliknya.
2. Menglkasifikasi
variabel-variabel pengajaran
Mencakup
kegiatan mengidentifikasi, mendeskripsi,mengklasifikasi variabel-variabel teori
pengajaran sehingga diperoleh hasil teori dan metode yang sahih.
3. Mengembangkan
prinsip-prinsip pengajaran
Prinsip-prinsip ini biasanya mendeskripsikan hubungan sebab akibat
antara variabel-variabel pengajaran yang telah diidentifikasi pada tahap kedua.
Pengembangannya banyak didasarkan pengalaman, intuisi, dan logika, sedang
pengujiannya dilakukan melalui penelitian empirik.
4. Mengembangkan
teori pengajaran
Pengembangan
teori dilakukan dengan mengintegrasikan komponen-komponen strategi / metode
menjadi metode yang optimal bagi seperangkat kondisi dan hasil pengajaran
tertentu.
2.8 Hubungan
antara Teori, Penelitian, dan Praktek Pengajaran.
Teori
pengajaran harus sejalan dengan teori belajar, karena kehadiran teori
pengajaran pada dasarnya untuk mempreskripsikan cara-cara yang dapat memudahkan
proses belajar. Sedangkan dalam penelitian ada dua jenis yaitu :
1. Penelitian
dasar berpijak pada ilmu deskriptif, dilakukan tingkat ilmuwan.
2. Penelitian
terapan berpijak pada ilmu preskriptif, dilakukan tingkat teknolog.
Dalam penelitian mencakup pentingnya “a
linking science” antara teori belajar dengan praktik pengajaran. Ilmu
pengajaranlah yang digunakan sebagai ilmu penghubung.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengajaran adalah upaya membelajarkan siswa,
dan proses belajar sebagai pengaitan pengetahuan baru pada struktur kognitif
yang sudah dimiliki siswa.
Klasifikasi variabel pengajaran menjadi
3 bagian :
1. Kondisi
pengajaran
2. Metode
pengajaran
3. Hasil
pengajaran
Teori
pengajaran harus sejalan dengan teori belajar, karena kehadiran teori
pengajaran pada dasarnya untuk mempreskripsikan cara-cara yang dapat memudahkan
proses belajar. Sedangkan dalam penelitian ada dua jenis yaitu (1) Penelitian
dasar ilmu deskriptif, dilakukan tingkat ilmuwan, (2) Penelitian terapan pada
ilmu preskriptif, dilakukan tingkat teknolog.
Ilmu pengajaran digunakan sebagai ilmu
penghubung antara teori belajar dengan praktik pengajaran..
3.2 Saran
Dalam proses
pembelajaran khususnya lingkup kelas perlu adanya metode belajar yang sesui
dengan situasi dan kondisi dari siswa maupun guru. Seorang guru harus
menggunakan ilmu pengajaran dengan baik agar mampu melaksanakan pengajaran dengan
optimal dan tepat sasaran terhadap siswa.
DAFTAR PUSTAKA
I
Nyoman Sudana Degeng. 1989. Ilmu Pengajaran : Taksonomi Variabel.
Jakarta : Depdikbud, Dirjen Dikti, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan
Tenaga Kerja Kependidikan
Tim
Penyusun. 2012. Pedoman Penulisan Karya
Ilmiah. Malang : Universitas Negeri Malang.
No comments:
Post a Comment