Saturday, 5 December 2015

BELAJAR MENYOLDER BAGI PEMULA

Cara menggunakan solder dan menyolder

Solder adalah sebuah alat yang mutlak dibutuhkan bila kita ingin berkecipung di dunia elektronika. Bisa menyolder adalah keterampilah mutlak yang harus dikuasai teknisi elektronika. Wah, kedengerannya menakutkan ya, , , :P 
 Menyolder itu sangat mudah sekali untuk dikuasai dan dilakukan, asal kita punya solder, so jangan khawatir karena menyolder itu menyenangkan. Anda akan merasakan betapa bahagianya saat anda berhasil menyambung dua kawat menjadi satu dengan sebuah solder :)





Mana yang lebih tepat? Solder atau Soldering Iron? 
Sebetulnya kata “solder” ini merupakan bahasa inggris, dalam bahasa Indonesia artinya “patri”, soldering berarti “mematri”. Lalu apa yang kita gunakan untuk mematri? Yang kita gunakan untuk mematri adalah “kawat timah” atau “tin”, biasanya jenisnya adalah “rosin core”. Wah, kita juga belajar bahasa International :)

Nah, ingat, tin berarti timah, tinning berarti memberikan timah, atau me-nimahkan dengan timah.

Bila kita mengenal “solder” adalah sebuah alat untuk menyolder, sebetulnya nama yang tepat adalah “soldering iron”. Jadi secara internasional alat solder yang kita gunakan diluaran sana disebut dengan “soldering iron”, bukan “solder” :P , saya yakin bila anda ke luar negeri dan bilang “i want to buy a solder” pasti pada bingung, dikiranya beli kawat timah. Berbeda dengan “i want to buy a soldering iron” nah ini semua orang bisa mengerti. :P

Ada banyak sekali model dan ukuran “soldering iron” diluaran sana, semuanya tergantung dari keperluan, model ukuran tip dan timah pun juga beragam.

Nah, ada satu lagi istilah “tip”, apa ini?? “tip” ini adalah besi lancip pada “soldering iron”.

Semuanya ada beragam ukuran sesuai dengan kebutuhan, bila ingin me-nyolder kabel besar tentu membutuhkan “tip” ukuran lebih besar, berbeda dengan bila kita ingin me-nyolder papan board pcb yang sangat kecil dan rumit. Tentu membutuhkan “tip” solder yang super kecil juga.

Bila anda ke toko dan membeli sebuah “soldering iron”, maka pasti akan diperlihatkan hal – hal berikut pada kemasan “soldering iron” anda:
•Wattage
•Power
•Temperature

Wah, semuanya pakai bahasa inggris,,, iya memang, kita harus bisa bahasa inggris karena kebanyakan produk – produk disekitar kita menggunakan bahasa inggris. Terlebih bahasa ini merupakan bahasa international.

Wattage, adalah daya dari “soldering iron”. Semakin besar daya Watt nya bukan berarti semakin panas “soldering iron” nya, melainkan berpengaruh pada cepat lambatnya pemanasan. Untuk me-nyolder papan circuit kecil menggunakan “soldering iron” 15 – 30 Watt saja sudah cukup. Bila ingin menyambung kabel audio misalnya, anda bisa menggunakan “soldering iron” 40 Watt.

Power, merupakan tegangan listrik yang dibutuhkan untuk memanaskan “soldering iron”. Biasanya 110/220 V.

Temperature, adalah suhu pada “soldering iron” saat pemanasan. “Tip” pada “soldering iron” bisa memiliki suhu hingga ratusan derajat celcius. Ingat, saat menyolder, usahakan jangan terlalu lama, bisa bisa kabel yang ingin kita solder jadi meleleh atau komponen rusak.

Pada “soldering iron” yang modern dan mahal, biasanya terdapat pengaturan suhu, sehingga kita bisa leluasa mengatur suhu dari “soldering iron” kita.

Kalo saya pribadi sih memakai solder yang biasa, gecko terbitan korea :P

Apa itu kawat solder?

Nah, kemudian, pernahkah anda membeli “solder” / “tin” / “timah” / “tenol”? ingat, bila kita bicara tentang “solder” maka merujuk pada “kawat timah” nya.

Bila anda pernah membeli, pasti dalam kemasan tertulis Diameter dan Alloy (campurannya). Diameter biasanya dalam mm sedangkan Alloy (campuran) biasanya tertulis 50/50, 60/40, 63/37 dan lain – lain. Arti dari angka tersebut adalah perbandingan % kandungan timah yang terdapat pada kawat timah/tenol.

Mari praktek “Soldering”.

Kita akan praktek menyambung kabel audio dengan XLR Connector.

Langkah pertama: Panaskan “Soldering Iron”
Langkah kedua: Kupas kabel
Langkah ketiga: berikan tenol terlebih dahulu pada kedua ujung object yang akan kita hubungkan.

Kita harus memberikan tenol terlebih dahulu pada ujung – ujung object yang akan kita sambung, salam hal ini kita akan menyambung kabel audio dengan XLR connector.

Lihat gambar 1:


Lihat gambar 2:


Ada banyak problem buat pemula, “ KOK TENOL GAK MAU NEMPEL YA?”

Nah, anda harus memastikan bahwa kedua ujung yang mau disambungkan adalah object yang betul betul bisa disolder :P

Bila perlu, anda harus membersihkan kedua ujung terlebih dahulu dengan mengerik menggunakan silet.

Memang diperlukan praktek yang banyak agan hasil solderan kita bagus.

Langkah ke empat: sambungkan dengan soldering iron.

Nah, setelah kita berikan lelehan timah ke kedua ujungnya, saat nya menyambungkan dengan “soldering iron”, silahkan anda hubungkan keduanya, kemudian solder lah.

Mudah bukan? Yup, perbanyaklah latihan, karena PRACTISE MAKES PERFECT.
Jangan terlalu lama karena mungkin pembungkus kabel bisa mengelupas.

Langkah ke lima:
Bersihkan “Tip” dari “Soldering Iron” setiap selesai menggunakannya. Anda bisa membersihkan dengan apa saja asal bersih. Ingat harus selalu dibersihkan setiap selesai menggunakan. Jangan diampril karena bisa merusak Tip.


sumber : google.com

No comments:

Post a Comment